sampanku sekolahku

sumber : Aya Sugianto

Banjarmasin adalah Ibu Kota Kalimantan Selatan yang memilki banyak sekali sungai, baik itu sungai yang berukuran kecil sampai sungai yang berukuran besar dengan panjang ratusan meter membelah Kalimantan. oleh karena itu Kalimantan Selatan mendapatkan julukan sebagai kota seribu sungai karena memang sungai yang terdapat di kota ini sangat banyak.

Berbagai macam aktifitas warga dilakukan disekitar bantaran sungai, baik untuk kebutuhan sehari-hari seperti mencuci, mandi, sebagai jalur transportasi dan banyak kegiatan lainnya yang berhubungan dengan air. memang sejak jaman dahulu sungai dipergunakan sebagai jalur transportasi dan berdagang karena Banjarmasin memang sebagai kota pelabuhan yang letaknya sangat strategis sebagai jalur perdagangan lewat air.

Dengan kemajuan perkembangan pembangunan di Banjarmasin fasilitas jalan sudah banyak dibangun dan semakin memudahkan akses jalan darat dan orang lebih banyak yang beralih dari menggunakan jalur sungai menjadi menggunakan jalur darat sebagai jalur trasportasi baik untuk bepergian beraktifitas maupun sebagai jalur perdagangan, namun dibalik semua kemajuan pembangunan jalur darat itu ada saja beberapa daerah yang masih mengalami keterlambatan perkembangan yang luput dari pengamatan Pemerintah daerah Banjarmasin, salah satunya merupakan Sekolah yang terletak di SDN Basirih 10 Banjarmasin.

sumber : Aya Sugianto

Guru dan murid yang berada di Sekolah SDN Basirih 10 Banjarmasin masih menggunakan sampan ataupun kapal bermotor  untuk menuju sekolahan mereka karena memang lokasi sekolah berada di pinggiran sungai, faktor kondisi sungai sangat berpengaruh terhadap kondisi belajar mengajar karena apabila sungai surut maka akses menuju sekolah tersebut terhalang karena sampan yang digunakan akan kandas karena sungai yang terlalu surut.

Kalau kondisi sungai sedang surut biasanya proses belajar mengajar akan mengalami pengunduran jadwal menunggu air pasang sekitar pukul 11.00 WITA dan sebaliknya jika air surut pada saat pulang sekolah mereka akan menunggu air pasang baru bisa pulang menuju rumah masing-masing. Kondisi ini sangat menyedihkan bagi para murid dan guru di sekolah tersebut, mereka mengharapkan agar sekolah bisa dipindahkan ketempat yang bisa  dijangkau oleh guru dan murid.

Namun satu hal yang perlu diambil pelajaran dari kejadian ini adalah para guru dan murid yang bersekolah ditempat tersebut masih semangat untuk melakukan proses kegiatan belajar mengajar walau kondisi yang mereka rasakan terkadang terasa berat dilakukan. semnagat dari anaka kecil untuk menggapai cita-citanya harus kita dukung dengan fasilitas yang memadai agar mereka terus semangat dan juga kepada guru-guru yang mau mendedikaskan diri mereka untuk menjadikan anak-anak Bangsa Indonesia yang memiliki ilmu pengetahuan yang anantinya akan mewarisi negeri ini.

Bukan hanya para pejuang saja yang berkorban untuk kemajuan Bangsa para pelajar juga sangat berperan penting disaat kemerdekaan sudah berada ditangan maka perjuangan untuk Negeri ini tidak akan berhenti justru dengan dunia pendidikanlah perjuangan pada saat ini ditempuh untuk mendapatkan bibit-bibit yang nantinya akan melanjutkan perjuangan pada masa yang akan datang.

Semangat para pelajar ini harus didukung dengan infrastruktur yang baik, segalanya harus diperhatikan walaupun itu berada dipedalaman harus sama fasilitasnya dengan yang berada ditengah kota agar tidak ada kesenjangan sosial antara infrastruktur sekolah yang ada dipinggiran dan juga sekolah yang berada ditengah kota. Kebanyakan sekolah yang berada dipinggiran sering luput dari perhatian pemerintah, banyak sekolah yang bangunannya sudah rusak bahkan tidak lanyak lagi digunakan untuk proses belajar mengajar, jangan biarkan mereka yang berada didesa terpencil semakin terkucilkan.